Hoki atau kelayakan? Mengungkap Dinamika Seleksi Anggota PKKP

 Oleh : Mochamad Aidil Akbar - Berita Mendalam

Depok, BERAKSI MEDIA - Dalam dunia kepanitiaan, terutama di lembaga pendidikan dan organisasi tertentu, proses pelantikan anggota baru sering kali menjadi dibicarakan hangat. Banyak yang percaya bahwa keberhasilan partisipasi untuk diterima dalam kepanitiaan tidak semata-mata bergantung pada kemampuan atau pengalaman, tetapi juga pada faktor keberuntungan. Hal ini terlihat dari proses seleksi yang berlangsung, di mana tidak semua calon yang berusaha mendapatkan posisi di kepanitiaan berhasil.

Salah satu aspek terpenting dari seleksi ini adalah ketersedian kandidat untuk mengikuti Training of Trainers (ToT) selama 3 hari selama di rindam . Pelatihan ini dinilai penting sebagai sarana untuk peningkatkan keterampilan dan pengetahuan calon panitia. Namun, tidak semua kandidat mampu memenuhi syarat ini, yang menimbulkan pertanyaan mengenai keadilan dan transparansi dalam proses seleksi.

Para anggota panitia yang berhasil diterima sering kali mengungkapkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti ToT, sementara mereka yang tidak lulus mungkin mengalami kendala baik dari segi pengalaman maupun kesiapan mental. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa kriteria yang mungkin tidak terungkap secara jelas dalam proses seleksi, sehingga menimbulkan kesan bahwa keberuntungan berperan besar dalam penentuan hasil akhir.

Di sisi lain, pengalaman di kepanitiaan sebelumnya juga menjadi pertimbangan penting. Calon yang memiliki rekam jejak positif dalam kegiatan serupa biasanya lebih dipandang layak untuk diterima. Namun, bagi mereka yang baru pertama kali mencoba, kesempatan untuk membuktikan diri sering kali terbatas. Ini menciptakan tantangan tersendiri bagi calon-calon baru yang ingin terlibat aktif namun belum memiliki pengalaman yang cukup.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa setiap proses seleksi pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam hal ini, penyelenggara tentu ingin memastikan bahwa mereka mendapatkan individu-individu yang tidak hanya mampu menjalankan tugas dengan baik, tetapi juga dapat beradaptasi dengan cepat dalam situasi yang dinamis. Oleh karena itu, kriteria seperti kemampuan mengikuti ToT menjadi sangatlah penting.

Namun, perlu adanya evaluasi lebih lanjut mengenai transparansi dan objektivitas dalam proses penerimaan panitia. Jika faktor keberuntungan terlalu dominan, maka akan sulit bagi individu-individu berbakat namun kurang beruntung untuk mendapatkan kesempatan yang sama. Hal dapat berdampak negatif terhadap motivasi dan semangat para calon panitia di masa depan.

Ringkasanya, meski ada elemen keberuntungan dalam proses penerimaan anggota kepanitiaan, tetap ada kriteria lain yang harus dipertimbangkan seperti kemampuan mengikuti pelatihan dan pengalaman sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi pihak penyelenggara untuk lebih meningkatkan proses seleksi menjadikanya lebih adil dan transparan sehingga setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan berkembang dalam dunia kepanitiaan. 


     

Comments

Popular posts from this blog

Puncak Bogor Macet Total, One Way Jadi Solusi

Pantai Marunda, Wisata atau Sampah?

Oprec PKKP di PNJ: Perubahan Cepat, Kontroversi Maskot, dan Dinamika Kepanitiaan